Halaman

Selasa, 09 April 2013

Senggama

Baginya kini, vagina Ranti adalah kesederhanaan itu sendiri, sekantong damar buatan yang lembut. Dia amat merasa damai, karena Ranti secara terbuka dan tanpa syarat membatasi hubungan seksual mereka hanya untuk objek kesenangan belaka.

Thomas teringat bagaimana rasanya saat dia melakukannya dengan istrinya dan perasaan-perasaan ketakutan mereka. bahkan kini, setelah bertahun-tahun perkawinan mereka, mereka terperosok pada perassan muram setiap kali bersenggama. kaki dan tangan Thomas akan mendesak tubuh istrinya, layu dan kaku dalam pertarungan mengatasi rasa jijik dan istrinya menerimanya sebagai sebuah paksaan, lalu dengan merasa marah, dia akan memaki Thomas, bahkan mencoba untuk balas menyerang. akhirnya, ujungnya selalu sama-dia akan terlibat dalam sebuah pertengkaran tak berarti, menarik diri dan tubuh istrinya dan terus menjauh hingga sepanjang malam, atau dia menyelesaikan ketergesaannya dengan sebuah kepahitan. Thomas sempat menggantungkan harapan akan terjadinya revolusi dalam kehidupan seks mereka setelah kelahiran seorang anak dan...

Ranti secara berulang meremas penis Thomas bagaikan sebuah tangan memerah susu pada saat gadis itu memutarkan langit-langit pribadinya. Thomas memilih orgasme Ranti sebagai saat yang tepat bagi dirinya sendiri, namun ketakutan pada malam panjang yang mengikuti setiap akhir persetubuhan mereka, mereka terus menahannya. Dengan lugu Thomas mendambakan tidur yang paling melenakan, menggapai lekukan lembut menuju puncak kenikmatan.

Kita adalah bangsa yang MALAS

Kita adalah bangsa yang malas, penakut dan pengecut
kita tahu ada begitu banyak ragam kekayaan
kita memilki bermacam kekayaan
tapi kita hanya diam membisu,

menunggu perubahan yang diberikan orang lain
menggemukkan jiwa dan raga untuk diri sendiri
menggerakkan badan hanya untuk kesenangan pribadi
bermandikan peluh hanya untuk kesegaran tuan tanah

Tengah

di tengah menjadi tumpu
di tengah ku terhimpit
meronta kepuasan
menuju harapan

harapan menjadi lebih sulit untuk diterka
mencari maksud dalam setiap celah

kebingungan

Hitam tak berarti perih

Ya, kutahu hatiku menipu kamu
namun diriku tak merasa malu

Ya, bebal sikapku menuntun aku dalam jurangku
namun terlalu kau asingkan aku

Bukan karena hati kau lukai lagi, rasa ini pergi kembali
takkan aku sedih, hanya ku berlari tanpa toleh lagi kembali

hitam tak berarti perih yang merintih
bukan karena hati ku pergi


Rabu, 18 Juli 2012

Bukan Dirimu

aku hanya ingin mendengar
apa yang ingin ku dengar,
aku hanya ingin melihat
sesuatu yang ingin ku lihat

bukannya ku tak ingin mendengar
apa yang kau dengar,
bukannya ku tak ingin melihat
sesuatu yang kau lihat

bukannya ku tak merasakan
seperti yang kau rasakan

Ku hanya BUKAN diriMu





picture: Norman Rockwell (American, 1894-1978). Girl at Mirror, 1954. Cover illustration for The Saturday Evening Post, March 6, 1954. Oil on canvas. 31 1/2 x 29 1/2 in. (80 x 74.9 cm). From the permanent collection of the Norman Rockwell Museum.
http://mcgarnagle.files.wordpress.com/2011/05/rockwell_mirror.jpg

Rabu, 13 Juni 2012

Menulis

Aku kangen pena
aku rindu pensil
aku rindu kapur tulis
aku rindu tinta yang menodai jari-jariku
aku rindu serat kapur yang menempel di sela jari dan tanganku

aku bahkan rindu menggoreskan tinta di kulit tanganku menuliskan namamu

SUNGGUH...ku benci 'menulis' dengan ibu jari.

Rabu, 28 Maret 2012

tak janji

Aku pergi, tak janji selalu kembali
biarkan ku berlari mengisi hariku

usah kau harap ku jatuh 'tuk sekian kali
biarkan ku memilih tanpamu di hatiku

aku hadir 'tuk selalu melindungimu
walau ku mampu lukai hatimu

usah kau pilih diriku untuk setia
jangan kau paksakan 'tuk selalu menunggu

aku akan selalu disini
mencari bayangku sendiri